Di antara orang-orang yang berbahagia dengan shalawat dari para Malaikat
adalah orang-orang yang melaksanakan shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar
dengan berjama’ah.
Di antara dalil untuk pernyataan tersebut adalah sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh para Imam (yaitu Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu
Hibban) dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
تَجْتَمِعُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ فِيْ صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ،
قَالَ: فَيَجْتَمِعُوْنَ فِيْ صَلاَةِ الْفَجْرِ، قَالَ: فَتَصْعَدُ
مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَتَثْبِتُ مَلاَئِكَةُ النَّهَارِ، قَالَ:
وَيَجْتَمِعُوْنَ فِيْ صَلاَةِ الْعَصْرِ، قَالَ: فَتَصْعَدُ مَلاَئِكَةُ
النَّهَارِ وَتَثْبِتُ مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ، قَالَ: فَيَسْأَلُهُمْ
رَبُّهُمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي، قَالَ: فَيَقُوْلُوْنَ
أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ
فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّّيْنِ.
“Para Malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari dan para Malaikat
(yang menyertai hamba) pada siang hari berkumpul pada saat shalat Shubuh
dan shalat ‘Ashar. (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda:
‘Para Malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh, lalu para Malaikat
(yang menyertai hamba) pada malam hari naik (ke langit) dan Malaikat
(yang menyertai hamba) pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka
berkumpul lagi pada waktu shalat ‘Ashar dan Malaikat yang ditugaskan
pada siang hari naik (ke langit), sedangkan para Malaikat yang bertugas
pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka:
‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’ Mereka menjawab: ‘Kami datang
dan mereka sedang melaksanakan shalat dan kami tinggalkan mereka dan
mereka sedang melaksanakan shalat, maka ampunilah mereka pada hari
Kiamat.’” [1]
Imam Ibnu Khuzaimah memberikan bab pada hadits ini dengan judul: “Bab
Penjelasan Tentang Berkumpulnya Para Malaikat Malam dan Malaikat Siang
pada Waktu Shalat Shubuh dan Shalat ‘Ashar serta Do’a Para Malaikat bagi
Orang-Orang yang Melaksanakan Kedua Shalat Tersebut dengan Berjama’ah.”
[2]
Di dalam kitab Shahiihnya, Imam Ibnu Hibban memberikan bab pada hadits
tersebut dengan judul: “Permohonan Ampun dari Malaikat Bagi Orang yang
Melaksanakan Shalat ‘Ashar dan Shalat Shubuh dengan Berjama’ah.” [3]
Syaikh Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Banna berkata dalam penjelasan
perkataan para Malaikat: (“Maka ampunilah mereka pada hari Kiamat”):
“Artinya, bahwa para Malaikat memohon ampunan bagi mereka pada hari
Kiamat.”
Ya Allah, jadikanlah kami semua termasuk golongan orang-orang yang berbahagia seperti mereka. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.
[Disalin dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man
Tal‘anuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Penerbit
Idarah Turjuman al-Islami-Pakistan, Cetakan Pertama, 1420 H - 2000 M,
Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Do'aka Malaikat,
Penerjemah Beni Sarbeni]
_______
Footnote
[1]. Al-Musnad (XVII/154 no. 9140), Shahiih Ibni Khuzaimah kitab
ash-Shalaah (I/165 no. 322), al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban
kitab ash-Shalaah bab al-Imaamah wal Jamaa’ah (V/409-410 no. 2061).
Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan sanad hadits Imam Ahmad (lihat catatan
pinggir kitab al-Musnad XVII/154). Syaikh Syu’aib al-Arna-uth menta'liq
hadits Imam Ibnu Hibban dengan perkataannya: “Sanadnya shahih
berdasarkan syarat perawi asy-Syaikhain dan diriwa-yatkan pula oleh Ibnu
Khuzaimah di dalam Shahiihnya.” (Catatan pinggir kitab al-Ihsaan
V/410).
[2]. Shahiih Ibni Khuzaimah (I/165).
[3]. Al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban (V/409)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar