السـلام عليكم و رحمة الله وبركا ته

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه. أما بعد

Rabu, 12 Juni 2013

Ilmu Bukan Banyaknya Riwayat & Ucapan


Umar bin Abdul Aziz rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya, orang-orang terdahulu (para ulama salaf, -red.) diam karena ilmu. Mereka pun menahan diri (dari sesuatu) karena mata hati yang tajam. Sungguh, mereka lebih mampu meneliti (sebuah masalah) kalau mereka mau melakukannya.”
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Sungguh, banyak orang belakangan yang tertipu dengan hal ini. Mereka menyangka bahwa siapa yang banyak bicara, debat, dan perbantahannya dalam masalah agama, berarti dia lebih berilmu. Ini adalah murni kebodohan. Lihatlah para sahabat senior dan ulama mereka, seperti Abu Bakar, Umar, Ali, Mu’adz, Ibnu Mas’ud, dan Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhum. Betapa sedikit ucapan mereka dibandingkan dengan ucapan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, padahal mereka lebih berilmu. Ucapan generasi setelah tabi’in pun lebih banyak daripada ucapan generasi sahabat, padahal generasi sahabat lebih berilmu. Ucapan generasi setelah tabi’in pun lebih banyak daripada ucapan generasi tabi’in, padahal generasi tabi’in lebih berilmu. Jadi, ilmu bukan karena banyaknya riwayat dan ucapan, melainkan cahaya yang diletakkan di kalbu. Dengan cahaya itu, seorang hamba akan mengenal dan bisa membedakannya dengan kebatilan….”
(Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma’tsur, hlm. 82-83)
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 88/VII/1433 H/2012, rubrik Permata Salaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar